README FIRST

Jangan heran apabila dalam blog ini ada ide di sebuah posting yang bertentangan dengan posting yang lain. Semua posting ini ditulis oleh orang yang sama yaitu saya. Tetapi posting yang ditulis tahun 2013 ke depan ditulis oleh saya yang sudah tercerahkan oleh berbagai pengalaman hidup. Dari diliput oleh koran luar negeri, kehilangan teman yang tewas tertembak dalam kerusuhan Ambon 2011, sampai melancong ke belahan lain dunia ini, semuanya itu membentuk sebuah pemikiran yang berbeda dari sebelumnya.

12 Maret 2009

Gondrong Students (part 7)

Akhir kata dari rangkaian posting Gondrong Students adalah pesan-pesan di bawah ini yang saya tujukan untuk para pihak sekolah:

1. Fungsi Pendidik
  • Daripada mikirin bulu-bulu yang ada di atas kepala murid, lebih baik mikirin gimana caranya supaya pendidikan di Indonesia bisa maju (cth: pendidikan murah dll).
  • Ingat kalian pendidik, bukan tukang cukur!
  • Didiklah siswa kalian menjadi benar-benar disiplin (dalam waktu misalnya) bukannya menentukan berapa panjang bulu di atas kepala mereka.

2. Penghapus Kekeliruan
  • Sudah saatnya untuk menghentikan segala bentuk diskriminasi di sekolah, khususnya soal rambut. Ingat bahwa karakter rambut dan bentuk kepala orang diciptakan oleh Yang Kuasa dengan berbeda-beda. Hargai mereka yang berambut pendek maupun gondrong. Kebanyakan dari mereka yang berambut gondrong menghargai mereka yang berambut pendek. So, mengapa orang yang berambut pendek tidak menghargai mereka yang berambut gondrong?
  • Sekolah adalah tempat menggali ilmu pengetahuan. Dan objektivitas adalah salah satu karakteristik dari ilmu pengetahuan. Jadi tinjaulah kasus rambut gondrong ini secara objektif dan rasional.

  • Hilangkan segala strereotype atau labeling pada rambut gondrong dengan cara memperbolehkannya dan membuktikannya sendiri.

3. Praktek Kekerasan
  • Untuk para guru, lupakan tentang pedagogy-mu dan jangan panggil dirimu teladan kalau masih aja melakukan kekerasan fisik dengan memangkas rambut siswa secara paksa.

4. Hasil Tawar-menawar


  • Terakhir, adalah jalan tengah dan tawaran terakhir, yaitu sekolah hanya boleh menyarankan agar siswanya berambut pendek namun tidak dapat memaksakannya.




***

14 komentar:

  1. OK.... Dalam hal ini saya sangat mendukung, Bung Dwi! terkadang pendidik memang harus memprioritaskan hal yang lebih penting daripada sekedar urusan rambut, dan memahami setiap pribadi siswa dengan cara yang lebih obyektif dan menghindari sterotipe!

    Yudi

    BalasHapus
  2. wah... ini part terakhir dari "gondrong student"mu yah..

    excelent!
    kamu bisa bikin satu artikel yg ga pendek tp ga juga panjang dengan menggabungkan semua part dari "Gondrong student" ini

    I do appreciate your effort to striking a blow for the right of having the long hair.
    not too bad....

    saya setuju dengan point-point yang kamu angkat utk menutup wacana ini...
    (oh, by the way ini cara unik untuk mengakhiri sebuah artikel atau wacana... tidak biasa!)

    keep on writing..
    saya mendukung dari belakang...

    "Fajar"
    NB:sori ga bisa komen dari blog gw... gw lupa paswordnya hehehehe ^^

    BalasHapus
  3. Hmm....
    agak bingung sih...
    in my opinion, sebenarnya tujuan dari "pemangkasan" rambut adalah agar siswa (pria) terlihat lebih rapi, teratur dan disiplin diri yaitu bermula dari penampilan sebagai salah satu contoh :)
    mengingat bahwa pria pada "umumnya" (ngga semuanya loh)tidak terlalu memperhatikan "kerapian" dari pada wanita.

    mungkin itu adalah salah satu petimbangan mengapa beberapa sekolah memberikan kebijakan tersebut.

    gondong munkin juga ngga bisa terlalu disalahkan selama kerapian dan kebersihan dijaga oleh yang punya rambut. (he..he..)

    dan yang paling penting tidak mengganggu proses pembelajaran. e.g. kegerahan, poni rambut mengganggu penglihatan, sisiran saat pelajaran dll.

    gt aja comment dariku. jd kayak gua yg pnya blog. ha..ha..ha..

    I hope you satisfy with my comments.
    penulisannya bagus! jgn menyerah! dan jgan cape nyari ide2 gila lain yach ;) GBU dwi
    -lisa-

    BalasHapus
  4. wew... cukup aspiratif juga wi (pasti karna km sndiri berambut gondrong kan?? makanya km menggebu2 nulisnya hehehe).
    emang jaman sekarang klo mau nyuarain pendapat n apalagi ngumpulin komen dari temen2 tu gampang. salah satunya ya lewat blog kayak gn.

    eh, balik ke topik.
    hmm... mang bener juga sih, kadang kita terlalu fokus pada hal2 lahiriah ketimbang hal2 yang belon lahir (dah?? maksudnya, hal2 rohani gitchu).
    tapi, masyarakat indo belon siap buat ngejalanin pribahasa orang barat,"dont judge the book by its cover" soalnya orang indonesia lebih menekankan pada outlooking.
    well, slama kita masih jadi orang indo, ya ikutin ajalah norma kesopanan yang berlaku. jangan malah jadi batu sandungan. punya rambut gondrong is not a problem. yang jadi masalah tu siapa orang yang bakal liat kamu nantinya. orangtua muridkah?? kepala sekolah kah??
    murid2kah??
    ato bahkan.. calon mertua?? hehehe...

    ah, menurut aku sih selama rambut gondrong itu dirawat (ga banyak kutu ato bau), selama rambut gondrong diimbangi dengan attitude yang bagus, selama rambut gondrong dibarengi dengan otak yang ber-neuron gondrong juga, it's okay....

    tapi.. orang tuaku tetep ga suka liat cowo gondrong. gimana dunk???


    GBU =)

    -ruth-

    BalasHapus
  5. Congratz...Dwi..
    Your concerns about hair are awesome and unique..so creative..u just think out of box..

    Firstly, I want to tell that I am liberalist...so I think we should give our students more freedom as your ideas to let students having long hair. I believe we should respect their rights of their hair. Jesus himself has freed us from all burden of sins and I think as a teacher, we can't ban the long hair of students.

    Freedom makes us live our life maximally..
    Just respect ur diverse students!

    Secondly, I am just thinking that long hair is not a 'rock' that disturb our learning process..so you are truly right that we needn't think about students hair...it's wasting our time...please deh..especially high school students..it's not necessary...

    Thirdly,
    Your ideas was absolutely brilliant, Dwi! I love that...keep looking for more challenging and unique topic that help people to do applicable thing more and more...and for the next topic, I really want you to add variety resource of your topic more so that u can add ur content..because I think it still to brief...


    I suggest that you can add lots of topic around school with some key words so that when students wants to google, they will find the word in your blog...Then, I think you add more pictures or photos that catch the eyes so people will be 'forced' to read ur blog...
    well...I think we all need to learn 'marketing' because ur blog need to be marketed...so that people will see your blog more and more...!


    Finally, I just want to say Indonesian education should be transformed to give more freedom to students..so let's speak out ur opinion as long as u can wisely to give impact to Indonesia...okey..

    keep going to be a blessing and agent of changes through this blog, Dwi!

    Steven-stiv_yo

    BalasHapus
  6. Thanx Stiv for your (long) English comments, especially for your suggestions on my blog. However Stiv, I won't make writings in my blog any longer, coz many people don't want to read such a long text (even they said my postings now are quite long).

    Btw Stiv, I'e just known that you also have a blog. Please add me at your list and I will add you also.

    BalasHapus
  7. hahaha...thanks! Ok....I will link your blog..
    Sorry if my comment is long, it just because that's the way I appreciate your blog...and actually this is the first time I comment on your blog..secondly, I use English coz I think this is the way I practice my english and also for you^^ then, I'm just thinking if your idea were read by people from other countries,...hahaha that's also your dream also right??who knows??it will make your blog more understandable n interesting..^^

    BalasHapus
  8. Yup, gue setujuuuu sm ide lo secara general...

    Sebenarnya pendidikan yang eksis saat ini cenderung menutup mata dari kenyataan bahwa mereka kesulitan mendidik moral para siswanya sehingga pada akhirnya mereka berusaha meyakinkan masyarakat dengan "mendidik gaya rambut" para siswanya agar terlihat sukses menerapkan kedisiplinan pada para peserta didik mereka...hmmmm....pintar juga si....hehehe...

    Cowok punya rambut gondrong?? ga da masalah tuh...selama kalian bisa menjaga dan menata rambut kalian dengan baik.

    Nyokap gue adalah salah satu orang yang paling cepet risih kalau liat anak cowok berambut gondrong ga keurus...dia paling anti kalau ada cowok kayak gitu mau deketin anaknya. Karena menurut beliau, kalau cowok itu belum becus mengurus rambutnya sendiri, susah untuk percaya doi bakal sanggup ngurusin hal-hal lain terutama anak kesayangannya. Tp,sebaliknya kalau cowok itu berambut gondrong tp rapih dan menarik, nyokap gue justru bakal angkat jempol, karena kalo cowok pada umumnya pasti males ngurusin masalah rambut, jd kalo cowok itu punya rambut gondrong yg rapi plus menarik itu kan di luar kebiasaan...and that's good...

    from - U know laaaahhh - ^^,

    BalasHapus
  9. hmm, hampir sama dengan apa yang dikerjain kakak saya. Dia sering kena razia rambut & protes ke guru tentang peraturan ini waktu SMA, dengan alasan hampir sama seperti yang Bapak tulis di atas.

    Sekarang dia baru masuk kuliah, rambutnya masih gondrong & acak-acakan. Saya rasa sih gondrong nggak apa-apa, asalkan nggak ngeganggu orang lain.

    Salam!

    BalasHapus
  10. Numpang ngomen. Gw setuju dengan post2 yg ngebahas ini. Gw sendiri baru lulus SMA (tepatnya dari SMA Kanaan Tangerang) tahun ini, & habis lulus rasanya udah lega banget.

    Gw sendiri waktu SMA sering diomelin guru2 gara2 gondrong. Menurut gw sih guru2 tugasnya buat ngajar di mata pelajaran & ngajarin etika. Tapi waktu murid diomelin gara2 rambutnya panjang, terutama kalo udah pake ngebentak & akhirnya dicukur paksa, menurut gw sih ini udah masuk kategori bullying, nggak bisa dibilang mendidik lagi.

    Mungkin guru nggak pake kekerasan fisik ke murid kayak mukul & sejenisnya. Tapi kalo udah nyukur paksa gw rasa itu masih masuk kategori kekerasan juga, terutama kalo murid yg dicukur merasa dipermalukan.

    Yah, salah satu guru emang bisa ngasih gw alasan yg masuk akal waktu itu. Mereka juga emang nggak bisa ngapa2in, perintah dari atas emang begitu. Jadi kalau murid2 nggak nurutin mereka juga yg susah. Jadi kalo menurut gw sih masalah tentang rambut penyelesaiannya harus dengan orang2 yayasan (kalo di sekolah swasta). Tapi tetep aja guru nggak bisa begitu aja motong rambut murid atau ngasih label jelek cuma gara2 muridnya gondrong.

    BalasHapus
  11. double post, pak. mau nanya:
    1. gimana kira2 cara untuk ngubah mind set orang2, sementara kebanyakan anak2 sekolah yg gondrong biasanya emang suka bikin masalah? biasanya sih anak2 yg berani gondrong sementara aturan sekolah ngelarang itu termasuk anak yg agak bandel, jadi guru2 udah punya mind set kalau orang gondrong itu bandel
    2. sementara itu anak2 yg sebenernya nggak suka rambut pendek banyak juga yg akhirnya mendekin rambut buat dapet nilai sikap & kerapian yg bagus, mereka lebih banyak diem aja kalo dimarahin guru waktu rambutnya gondrong. kira2 gimana dengan yg begini? kalau mereka ngelawan, nilai sikap & kerapian mereka minus (& mereka nggak mau nilainya minus), tapi kalau mereka diem nggak bakal ada perubahan. sementara itu 1-2 orang yg berani protes nggak cukup mempan buat ngeyakinin guru2
    3. bapak ada pengalaman tentang rambut gondrong selama sekolah di SMP/SMA? kalau ada, gimana ceritanya kalo boleh tau?

    BalasHapus
  12. 1. mengubah pandangan umum masyarakat gak sgampang membalikkan tlapak tgn. Org2 besar dlm sejarah yang melawan arus(contoh: Soekarno, Martin Luther King, Nelson Mandela)mengalami perlawanan bahkan penyiksaan dalam usaha membela nilai yg mereka yakini benar. Juga, butuh waktu panjang sampai akhirnya mereka bisa meyakinkan orang bnyk akan nilai itu.

    2. Jadi, saran saya utk gondrong students buktikanlah bahwa kedisiplinan itu bukan dinilai dari rambut. Buktikan bahwa kamu bisa masuk kelas tepat waktu, selalu mengerjakan PR, dsb. Lama kelamaan pandangan negatif orang (yg di dekat kamu terlebih dahulu) tentang rambut gondrong akan pudar.
    Ingat, batu sekeras apapun bila ditetesi air akhirnya akan berlubang juga.

    3. klo gk ad pengalaman pahit, sy gk bkl mpe nulis 7 artikel ttg Gondrong Students. Yg pasti waktu skolah, sy gk potong rmbt sblm disuruh/dipotong ama guru. N stlh potong rmbt, jd krg smangat, termasuk dlm belajar. Itu karena sy dipaksa utk menyangkali jatidiri sy.

    BalasHapus
  13. Keliatannya emang murid2 yg dicukur paksa biasanya agak malas belajar habis dicukur. Temen sekelas gw juga waktu itu ada yg habis dicukur beberapa hari dia make hoodie ke sekolah & gak mau buka kerudungnya. Gw sendiri juga sih beberapa kali habis kena razia rasanya males sekolah & pengen bolos, waktu ke sekolah juga bawaannya jadi gak ada semangat & cepet emosi kalo ketemu guru yg bersangkutan (yg motong paksa rambut gw).

    Untuk ngubah mind set orang yg deket dengan kita (terutama yg pemikirannya nggak kolot), sebenernya nggak begitu susah. Sayangnya sih sebagian besar guru di sekolah2 menurut gw pemikirannya masih agak kolot & kaku. Hasilnya, banyak waktu & tenaga kebuang buat ngurusin masalah2 kerapian yg sebenernya nggak terlalu perlu dibahas.

    Razia rambut aja biasanya udah motong jam pelajaran sekitar 10-15 menit, belum lagi kalau habis itu murid2 yg dicukur ke kamar mandi dulu buat ngeliat hasil cukurannya & nyuci kepalanya.

    BalasHapus