Saya terlahir dengan nama DWI SANTOSA. Namun karena huruf "A" sering dibaca sebagai "O", maka jadilah nama saya DWI SANTOSO. But not until at senior high school, nama saya yang berakhiran "O" menjadi resmi tercatat di sekolah. Akibatnya, nama di ijazah kelulusan SMA berbeda dengan nama di akta kelahiran. Hal ini sempat menjadi masalah ketika saya masuk ke perguruan tinggi.
Selama 14 tahun orang lain selalu memanggil nama depan saya, yaitu DWI. Tahun 2004, tepat ketika saya lulus SMP, saya pindah rumah dari Bekasi ke Purwokerto. Di sana saya ingin dipanggil berbeda, maka saya, khususnya di sekolah, mengaku kalo panggilan saya adalah SANTO. Tetapi ke depannya, entah siapa yang memulai, semua teman sekolah (bahkan wali kelas) saya memanggil saya dengan sebutan TOSO, 4 huruf nama belakang saya yang sudah dijawanisasi (A to O). Panggilan itu sama sekali tidak dikehendaki dan terpikirkan oleh saya sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, saya terbiasa dengan panggilan itu dan (mau tak mau) suka dengannya.
Dengan nama lengkap yang hanya 10 huruf, saya sudah memiliki 3 panggilan: DWI, SANTO, & TOSO. Itu belum termasuk panggilan2 lain yang gak resmi yang bakal saya bahas di blog selanjutnya. Ayo, jangan mau kalah dengan saya, buat nama-mu jadi banyak!
hi santo
BalasHapushi toso
hi dwi....
that's unique names...
-My-
ternyata nama belakang loe SANTOSA?
BalasHapusgw kira SANTOSO
kan katanya loe masih ada hubungan darah ama Yolan Santoso, Andi Santoso, en Budi Santoso
wlwlwlwl
lucu y,,
BalasHapusnamanya bs diutak-atik gt..
tp sy jg gt..
mulai dri SD smp skg kul,,nm sy jd bnyk..
hehe
-foni-
ih.. unik.. ada2 aja..sih..
BalasHapusiye deh mas....
BalasHapusopppzzz.
mas dwi...
nambah lg kan tuh nama..
jdnya 4 deh....
hehehe...
_eka_
_christ_